Thursday, 3 December 2009

MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
ETIKA PROFESI PENDIDIKAN
Dosen pengampu : Drs. Suwarno. SH, MPd


A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan arus perkembangan tersebut. Lulusan suatu sekolah harus sesuai dengan tuntutan perkembangan yang ada. Personil sekolah yang memadai kemampuannya, menjadi perhatian utama bagi setiap lembaga pendidikan. Diantara personil yang ada, pendidik merupakan jajaran terdepan dalam menentukan kualitas pendidikan. pendidik setiap hari bertatap muka dengan Peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena itu pendidik yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah memerlukan pendidikan profesional dan sistematis dalam mencapai sasarannya. Efektivitas kegiatan kependidikan di suatu sekolah dipengaruhi banyaknya variabel (baik yang menyangkut aspek personal, operasional, maupun material) yang perlu mendapatkan pembinaan dan pengembangan secara berkelanjutan. Proses pembinaan dan pengembangan keseluruhan situasi merupakan kajian supervisi pendidikan.

Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki kewajiban membina kemampuan para Pendidik. Dengan kata lain kepala sekolah hendaknya dapat melaksanakan supervisi secara efektif. Sementara ini pelaksanaan supervisi di sekolah seringkali masih bersifat umum. Aspek-aspek yang menjadi perhatian kurang jelas, sehingga pemberian umpan balik terlalu umum dan kurang mengarah ke aspek yang dibutuhkan Pendidik. Sementara pendidik sendiripun kadang kurang memahami manfaat supervisi. Hal ini disebabkan tidak dilibatkannya pendidik dalam perencanaan pelaksanaan supervisi. Padahal proses pelaksanaan supervisi yang melibatkan pendidik sejak tahap perencanaan memungkinkan pendidik mengetahui manfaat supervisi bagi dirinya. Supervisi merupakan pendekatan yang melibatkan pendidik sejak tahap perencanaan. Supervisi merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangtepatan permasalahan yang berhubungan dengan pendidik pada umumnya. Kepala sekolah diharapkan memahami dan mampu melaksanakan supervisi karena keterlibatan pendidik sangat besar mulai dari tahap perencanaan sampai dengan analisis keberhasilannya. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidik ialah melalui proses pembelajaran dan pendidik merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus agar dapat melaksanakan fungsinya secara profesional (Sahertian, 2000:1). Pelaksanaan supervisi yang diasumsikan merupakan pelayanan pembinaan pendidik diharapkan dapat memajukan dan mengembangkan pengajaran agar pendidik dapat mengajar dengan baik dan berdampak pada belajar siswa. Supervisi berfungsi membantu pendidik dalam mempersiapkan pelajaran dengan mengkoordinasi teori dengan praktik. Pandangan pendidik terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model pengawasan terhadap pendidik dengan menekan kebebasan pendidik untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter, hanya mencari kesalahan Pendidik, dan menganggap lebih dari pendidik karena jabatannya. Kasus pendidik senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih. Self evaluation merupakan salah satu kunci pelayanan supervisi karena dengan self evaluation supervisor dan pendidik dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga dimungkinkan akan memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan tersebut secara terus menerus.
Dari apa yang telah diuraikan diatas, penulis ingin mengangkat tema tentang Supervisi Pendidikan. Sedang bidang kajiannya adalah tentang manfaat dan fungsi, pelaksanaan supervisi serta tentang permasalahan yang mungkin ada dan solusinya.

B. SUPERVISI PENDIDIKAN
Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi berasal dari kata supervision yang terdiri dari dua kata yaitu super yang berarti lebih dan vision yang berarti melihat atau meninjau. Secara terminologis supervisi sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan pada Pendidik. Sehingga secara etimologis pengertian supervisi mempunyai kesamaan dengan pengawasan dalam pengertian lama, yaitu inspeksi sebagai kegiatan kontrol yang otoriter.
Nawawi (1988:103) mengemukakan bahwa supervisi sebagai melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan. Inspeksi diartikan sebagai kegiatan menyelidiki kesalahan para bawahan (Pendidik) dalam melaksanakan instruksi atau perintah serta peraturan dari atasannya.
Supervisi dinyatakan sebagai bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah, dan pengawas serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Karena yang dimaksud supervisi adalah layanan profesional untuk meningkatkan proses dan hasil belajar, maka banyak pakar yang memberikan batasan supervisi sebagai bantuan kepada staff untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik (Depdikbud, 1975).
Adams and Dickey (1959) memberikan batasan supervise sebagai perencanaan program perbaikan pembelajaran.
Carter dalam Soetopo dan Soemanto (1984:39) mengemukakan bahwa supervisi adalah segala usaha dari petugas sekolah dalam memimpin pendidik dan petugas lainnya dalam memperbaiki pembelajaran yang mencakup menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan Pendidik, merevisi tujuan pendidikan lembaga pendidikan, bahan, metode, dan evaluasi pembelajaran.
Sementara itu Wiles (1987) memberikan batasan supervisi yaitu supervision is service activity that exits to help teacher do their job better. Menurut Wiles (1987) terdapat tiga aspek dalam kegiatan supervisi yaitu :
o Aspek personil meliputi subjek yang terlibat dalam suatu situasi supervisi.
o Aspek operasional mencakup aktivitas individu dan kelompok yang terlibat dalam suatu situasi dengan mendayagunakan segala sumber yang ada baik human resource dan nonhuman resource guna mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang telah ditetapkan.
o Aspek material mencakup segala benda baik yang bersifat hard ware maupun soft ware yang dimanfaatkan untuk memperlancar proses pembelajaran.

Proses Pelaksanaan Supervisi Pendidikan
Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika melakukan supervisi. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2004:53) secara umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu :
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan supervisi adalah :
a) mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau rapat staf,
b) mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan,
c) mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan,
d) menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
e) menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan profesionalisme Pendidik.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan Pendidik. Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada Pendidik, agar dapat terlaksana dengan efetif pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi.
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi supervisi ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi. Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program perencanan berikutnya. Soetopo dan Soemanto (1984: 84-85) mengemukakan evaluasi berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan dan tujuan supervisi dirumuskan sesuai dengan corak dan tujuan sekolah.
Prosedur pelaksanaan supervisi menempuh tiga tahapan, yaitu pertemuan pendahuluan, observasi pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan (Burhanuddin dkk, 2007:36).

Di bawah ini diuraikan tentang tiga tahapan tersebut.

• Tahap Pertemuan Pendahuluan
o Supervisi dilaksanakan atas dasar kebutuhan Pendidik, bukan kebutuhan kepala sekolah atau supervisor. Untuk itu pada tahap pertemuan pendahuluan kepala sekolah (supervisor) membicarakan kemampuan mengajar yang ingin ditingkatkan oleh Pendidik, ditentukan aspek-aspeknya, kemudian disepakati bersama oleh pendidik dan supervisor. Pelaksanaan supervisi pada tahap pendahuluan ini membutuhkan kiat supervisor dalam menciptakan suasana yang menyenangkan, suasana kekeluargaan, kesejawatan, dan kehangatan.
o Dengan demikian akan terjadi komunikasi yang baik antara supervisor dan Pendidik. Kalau pendidik sudah mengungkapkan apa yang ingin dikembangkan atau kemampuan apa yang ingin ditingkatkan maka disepakati bersama menjadi semacam kontrak antara pendidik dan supervisor. Kontrak inilah yang menjadi pusat perhatian dalam tahap observasi kelas dan pertemuan balikan.
o Kegiatan di dalam tahap pendahuluan yaitu: Supervisor menciptakan suasana intim dan terbuka, mereview rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh Pendidik, yang mencakup tujuan pembelajaran, bahan, kegiatan belajar mengajar, serta alat evaluasi, mereview komponen ketrampilan yang akan dicapai oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengaja. Supervisor bersama pendidik memilih dan mengembangkan instrumen observasi yang akan digunakan,dan mendiskusikan instrumen tersebut termasuk tentang cara penggunaannya, serta data yang akan dijaring. Hasilnya berupa kontrak yang disepakati bersama.
• Tahap Observasi Kelas (Observasi pendidik yang sedang Mengajar)
Observasi kelas sangat perlu dilakukan oleh supervisor. Neagley dan Evan dalam Mantja (1998) mengemukakan bahwa observasi dan kunjungan kelas yang diikuti dengan conference (pre dan post) adalah tulang punggung supervisi. Pada tahap ini pendidik mengajar di kelas dengan menerapkan komponen-komponen keterampilan yang telah disepakati pada pertemuan pendahuluan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan observasi ini yaitu: Catatan observasi harus lengkap, supaya analisisnya tepat, objek observasi harus terfokus pada aspek ketrampilan tertentu, selain rekaman observasi, dalam hal tertentu supervisor perlu membuat komentar-komentar yang letaknya terpisah dengan hasil rekamaan observasi, kalau ada kata-kata pendidik yang mengganggu proses belajar mengajar juga perlu dicatat oleh supervisor, supervisor hendaknya berusaha agar selama observasi pendidik tidak gelisah tetapi berpenampilan secara wajar.
• Tahap Pertemuan Balikan
o Secara rinci kegiatan supervisor dan pendidik dapat dilihat pada penjelasan berikut ini:
o Supervisor memberi penguatan serta mewujudkan perasaan pendidik secara umum selama mengajar. Hal ini untuk menciptakan suasana akrab dalam pertemuan balikan, mereview tujuan pembelajaran, mereview tingkat ketrampilan serta perhatian utama pendidik dalam mengajar,
o Supervisor menanyakan perasaan pendidik tentang jalannya pelajaran berdasarkan target dan perhatian utama. Pertanyaan diawali dengan hal-hal yang menyenangkan pendidik karena keberhasilannya, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang dianggapkan kurang berhasil, menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan diinterpretasi awal oleh supervisor, kemudian memberi waktu pendidik untuk menganalisis dan menginterpretasikannya, secara bersama-sama,
o Menanyakan kembali perasaan pendidik tentang hasil analisis dan interpretasinya, menanyakan perasaan pendidik tentang melihat keinginan yang sebenarnya dicapai,
o Menyimpulkan hasil dengan melihat keinginan yang sebenarnya dicapai, kemudian menentukan bersama rencana mengajar yang akan datang baik berupa dorongan untuk meningkatkan hal-hal yang belum dikuasai pada tahap sebelumnya (proses belajar mengajar yang telah dilakukan) maupun ketrampilan-ketrampilan yang perlu disempurnakan.

Fungsi dan Tujuan Supervisi Pendidikan :

Arti penting supervisi adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik dalam meningkatkan proses hasil belajar melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan profesional kepada Pendidik. Jika proses belajar meningkat, maka hasil belajar diharapkan juga meningkat. Dengan demikian, rangkaian usaha supervisi profesional pendidik akan memperlancar pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar (Depdikbud, 1986).
Secara umum supervisi memiliki kegunaan untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Wiles, 1987), melalui usaha peningkatan profesional mengajar (Depdikbud, 1975); menilai kemampuan pendidik sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan bilamana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki sendiri (Nawawi, 1983).

Supervisi pendidikan mempunyai tujuan sebagai berikut :
• Tujuan umum :
a) Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri.
b) Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia pembangunan dewasa yang berpancasila.
c) Perbaikan situasi pendidilcan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
• Tujuan khusus :
a) Membantu pendidik agar lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya
b) Membantu pendidik agar lebih dapat memahami dan menolong Peserta didik
c) Memperbesar kesanggupan pendidik mendidik Peserta didik untuk terjun ke masyarakat
d) Memperbesar kesadaran pendidik terhadap kerja yang demokratis dan kooperatif
e) Memperbesar ambisi pendidik untuk mengembang kan potensi diri
f) Membantu pendidik untuk memanfaatkan pengalaman yang dimiliki
g) Memperkenalkan karyawan baru kepada sekolah
h) Melindungi pendidik dari tuntutan tak wajar masyarakat
i) Mengembangkan professional Pendidik
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, supervisi pendidikan berfungsi untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan Pendidik, mengkoordinasikan semua usaha sekolah, melengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman Pendidik, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus, menganalisis situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan ketrampilan pendidik serta staff lain, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan pendidik (Briggs, 1938).

Hambatan Supervisi dan Solusinya
Sama seperti kegiatan lainnya, supervisi juga mempunyai beberapa kendala baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya. Permasalahan yang sering dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan dasar adalah bagaimana cara mengubah pola pikir supervisor yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana pendidik merasa aman dan diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Sehingga dalam melaksanakan kewajibannya, pendidik tidak merasa tertekan dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Oleh karena itu, supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif (Sahertian, 2000:20).

C. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Supervisi merupakan bantuan dalam wujud layanan profesional yang diberikan oleh orang yang lebih ahli dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, terutama dalam proses belajar mengajar. Adapun tujuan supervisi adalah perbaikan proses belajar mengajar, yang didalamnya melibatkan pendidik dan siswa, melalui serangkaian tindakan, bimbingan, dan arahan. Sedangkan fungsi supervisi adalah menumbuhkan iklim yang kondusif bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya supervisi terhadap pendidik dalam wujud layanan profesional.
Proses supervisi merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan ketika supervisi dilaksanakan. Prosedur supervisi dapat dilaksanakan dengan tahapan proses seperti berikut, yaitu pertemuan pendahuluan, observasi pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan.
Saran
Sama seperti kegiatan lainnya, supervisi juga mempunyai beberapa kendala baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya. Agar tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, ada baiknya jika supervisi dilaksanakan secara berkala dan hasil supervisi tersebut dilaksanakan dan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan perbaikan-perbaikan baik dari segi ketrampilan Pendidik, maupun perbaikan metode pengajaran.
Selain itu diharapkan dengan adanya supervisi para personil pengajaran semakin sadar akan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga peningkatan kinerja memang karena kesadaran bukan karena ketakutan akan supervisor.

Daftar Pustaka
http://borneoneo.wordpress.com/2008/09/16/tujuan-dan-fungsi-supervisi/
http://tikky-suwantikno.blogspot.com/2008/02/supervisi-pendidikan.html
http://imamgun08.blogspot.com/2009/02/tinjauan-kegunaan-supervisi-pendidikan.html
http://isnahanifah.blogspot.com/2009/05/supervisi-pendidikan.html
• Kosasi, Raflis. 2007.Profesi KePendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

No comments:

Post a Comment

Sepatah-dua patah kata dari anda sangat berarti buat kami.
Terima kasih sudah berkunjung...

Pict

Designed by Animart Powered by Blogger