Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
ETIKA PROFESI PENDIDIKAN
Sebelumnya saya minta maaf karena postingan ini tidak mempunyai sumber rujukan. Dikarenakan tugas ini merupakan tugas kelompok dan saya hanya sebagai editor. Untuk itu saya harapkan masukannya dari anda yang membaca postingan ini dan bagi yang merasa isi postingan ini merupakan copyan dari blog saudara, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih
Model Rancangan Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa desain pembelajaran diantaranya adalah :
A. Model Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional
Lima langkah pokok pengembangannya, yaitu :
1. Merumuskan tujuan intruksional khusus dengan Kriteria : menggunakan istilah operasional; berbentuk hasil belajar dan berbentuk tingkah laku yang terukur
2. Mengembangkan alat evaluasi
3. Menentukan KBM
4. Merencanakan program : merumuskan materi, metode, alat dan jadwal
5. Melaksanakan program : pretest, penyampaian materi, post test dan remedial
Kelebihan :
a. Penyampaian materi bisa disesuaikan dengan kemampuan awal siswa
b. Adanya post test yang bisa mengukur daya tangkap dan sejauh mana konsentrasi siswa
c. Adanya perbaikan untuk siswa yang mendapat nilai buruk
d. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan system pembelajaran
Kekurangan :
a. Alokasi waktu untuk penyampaian materi terkurangi untuk pre test dan post test
b. Pendidik harus menyiapkan soal untuk pre test dan post test
B. Model kemp
Merupakan jawaban dari pertanyaan :
1. Apa yang harus dipelajari (tujuan)
2. Prosedur dan sumber-sumber apa yang sesuai untuk mencapai tujuan (kegiatan dan sumber)
3. Bagaimana kita tahu bahwa tujuan telah tercapai (evaluasi)
Perencanaannya adalah sebagai berikut :
1. Tentukan tujuan, daftar topic, rumusan tujuan umum dari setiap objek
2. Daftarlah karakteristik siswa
3. Rumuskan tujuan intruksional khusus
4. Daftarlah isi materi yng menunjang tujuan
5. Kembangkan pretes untuk mengetahui latar belakang pengetahuan siswa
6. Seleksi kegiatan belajar mengajar dan sumber Pendidikan
7. Koordinasi sarana yang mendukung
8. Evaluasi hasil belajar
Kelebihan :
a. Segala kegiatan telah terpeinci
b. Dalam penyampaian materi akan bisa disesuaikan dengan kemampuan siswa karena adanya pre test
Kekurangan :
a. Membutuhkan waktu yang lama dalam perencanaan
b. Waktu untuk penyampaian materi berkurang untuk pemberian pre test
C. Model Kegiatan belajar mengajar (Classroom oriented)
Model ini memandu seorang instruktur dalam mengelola atau menciptakan interaksi belajar mengajar yang tepat. Model ini memiliki ciri-ciri :
1. Relatif lebih banyak komponennya
2. Tidak jarang aspek perbaikan juga dicantumkan di dalamnya
3. Sangat memperhatikan Peserta Didik
4. Mengisyaratkan adanya aspek pengelolaan kelas
5. Menyiratkan peran Pendidik dalam menyampaikan materi
6. Dapat diterapkan oleh instruktur sendiri tanpa tim khusus.
7. Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
Dalam model berorientasi kelas ini juga terdapat kelebihan dan kekurangannya, yaitu :
Kelebihannya:
a. Pendidik sendiri yang terjun langsung dalam mengelelola, menciptakan situasi dan kondisi, memilih sesuai fungsi jadi Pendidik harus kreatif dalam mengelola dan menciptakan segala sesuatunya tetapi sebelum diterapkan, Pendidik harus mengamati Peserta didik (karakteristik).
b. Ada aspek perbaikan & tes-tes formatif di dalamnya dengan pelatihan yang dilakukan berulang-ulang
c. Terdapat penentuan strategi, sistem penyampaian, rumusan tujuan, analisis , bahkan penilaian dan pengaturan dalam grup (kelompok) di dalam kelas.
d. Peserta didik dapat langsung mengatur susunan belajar mandiri di dalam kelas
e. Pendidik sendiri yang mengajar langsung tanpa tim khusus.
Kekurangannya:
a. Terkadang tidak semua komponen desain pembelajaran termasuk di dalamnya
b. beberapa aspek yang dapat berdampak terhadap proses belajar tidak dapat terdeteksi, sehingga tidak dapat di perbaiki dimana aspek yang terdapat kekurangan .
c. Tidak dapat mencakup suatu mata pelajaran tertentu sehingga model KBM diterapkan di seluruh mata pelajaran yang ada.
D. Model Berorientasi Sistem ( System Oriented)
Model desain pembelajaran berbasisi sistem merupakan desain pembelajaran yang mengembangkan teori sistem atau pendekatan sistem dalam pelaksanaannya. Alur pelaksanan model berbasis sistem ini harus berlangsung secara berurutan. Jika langkah pertama belum dilaksanakan, maka langkah selanjutnya belum dapat dilaksanakan. Contoh model pembelajaran yang berbasis sistem adalah Model Rothwell & Kazanas, 1994.
Komponen-komponennya:
a. Melaksanakan Analisis Kebutuhan dengan menganalisi kebutuhan peserta didik, maka Pendidik dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
b. Menelusuri Karakteristik Peserta didik. Karakteristik peserta didik meliputi kompetensi awal, kemampuan atau bakat, dan gaya belajar peserta didik, sehingga dapat menentukan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik peserts didik.
c. Menganalisis Lingkungan Bekerja. Menyesuaikan peserta belajar sehingga sesuai dengan metode yang digunakan dan media apa yang diperlukan agar kondisi belajar menjadi kondusif.
d. Melakukan Analisis Pekerjaan dan Materi. Pendidik menganalisis materi agar sesuai dengan pokok bahasan atau topik.
e. Merumuskan tujuan kinerja (pembelajaran). Tujuan pembelajaran haruslah dirumuskan agar Pendidik mengetahui langkah dan strategi apa saja yang harus dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
f. Mengembangkan Pengukuran Kinerja. Pendidik dituntut harus lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran agar proses belajar mengajar tidak membosankan dan materi yang diajarkan akan l;ebih mudah dipahami.
g. Menyusun Urutan Tujuan Kinerja. Menyusun tujuan kinerja agar semua langkah dan strategi yang dijalankan dapat berjalan secara sistematis.
h. Menentukan Strategi Pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, diperlukan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
i. Mendesain Materi (Bahan) Pembelajaran. Materi (bahan) pembelajaran didesain sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan pokok bahasan atau topik.
j. Mengevaluasi Pembelajaran. Evaluasi pembelajarandiadakan bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik atas materi yang telah diberikan.
Kelebihan model ini :
1. Komponen tersusun secara rinci dan sistematis dengan memperhatikan detail-detail dalam setiap komponennya.
2. Analisis akan kebutuhan menjadi suatu nilai tambah, dimana model ini akan memperhatikan tuntutan yang ada dimasyarakat.
3. Terdapat pemisahan antara penilaian proses belajar dengan penilaian terhadap program pembelajaran.
Kelemahannya model ini:
1. Model ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam perumusan tahapan demi tahapannya.
2. Sangat kompleks dan penuh detail-detail yang membuat model ini kurang diminati pendidik pada umumnya, namun sangat tepat digunakan oleh para ahli pembelajaran.
3. Memerlukan ketelitian dan tingkat analisis yang baik, agar terhindar dari kesalahan-kesalahan fatal yang mungkin terjadi.
4. Model ini lebih tepat digunakan untuk program pelatihan di suatu organisasi. Karena pada model ini, program yang dirancang akan benar-benar mengupayakan proses belajar yang optimal, efektif, dan efisien.
E. Model Program
Model Program merupakan model berorientasi kelas (classroom oriented) yang merupakan modifikasi dari model ASSURE. Komponen-komponen yang ada dalam model program antara lain ;
1. P : Pantau Peserta didik
Menganalisis Peserta Didik demi mewujudkan proses belajar, semua bentuk model, produk, desain pembelajaran ditujukan pada Peserta Didik, oleh karena itu menganalisis Peserta Didik penting dilakukan.
Dalam menganalisis Peserta Didik harus berdasarkan:
- Latar Belakang Sosial Budaya; kemampuan atau ciri umum yang terkait dengan konteks materi.
- Kompetensi Awal; Kempampuan intelektual yang menjadi modal dasar Peserta Didik untuk menguasai materi ajar.
- Gaya Belajar; berkaitan dengan persepsi dan indera Peserta Didik seperti, gaya belajar audio, visual atau audiovisual.
2. R : Rumusan Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran haruslah jelas dan lengkap. Rumusan tujuan pembelajaran harus memperhatikan untuk siapa tujuan ini ditujukan, bagaimana perilaku si belajar, seperti apa strategi yang kita gunakan agar sesuai dengan situasi, kondisi, atau lingkungan. Pengguanaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini dan prasyaratan apa yang dapat mengukur ketercapaian kompetensi.
3. O : Olah Isi atau Mata Ajar
a. Melakukan Analisis Terhadap Pokok Bahasan dengan mengkategorikan ragam Pengetahuan.
b. Apakah materi yang diajarakan sesuai dengan pokok bahasan atau materi.
c. Menyiapaan alternatif penyajian materi apabila dalam penyajian awal mengalami hambatan.
4. G : Gunakan Media, Sumber Belajar, dan Metode yang Sesuai
a. Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topic
b. Media yang digunakan sesuai dengan pokok bahasan atau topik: misalnya menjelaskan tentang suatu teori, dilakkan dengan metode ceramah dan media yang digunakan bisa dengan LCD atau transparansi (OHP)
5. R : Renungkan Sejenak
a. Refleksi diri adalah upaya untuk melakukan perbaikan atas apa yang telah dikerjakan berdasarkan masukan dari peserta didik dan mitra Pendidik.
b. Membuat catatan tentang kesulitan atau hambatan dalam proses belajar mengajar.
c. Menjawab pertanyaan seperti: apakah siswa tertarik? Bagaimana membuata siswa tertarik? Berapa lama waktu yang diperlukan oleh siswa agar dapat mengerti, cukupkah?
d. Diskusi dengan mitra Pendidik diskusi dengan seseorang yang ahli dan bertanya bagaimana cara penyajian materi yang baik dan sesuai dengan pokok bahasannya.
e. Kiat 1 K 2 S siapkan
- Kaji ulang bahan baku dengan membaca modul dan buku yang terkait dengan pokok bahasan.
- Siapkan bahan ajar dan lingkungan
- Siapkan peserta didik dan lingkungan
Contoh poin 2 dan 3 ; penyajian dengan menggunakan LCD, Pendidik harus menyiapkan bahan ajar yang akan diajarkan. Pendidik harus menyiapakan alat atau media yang akan digunakan.
6. A : Atur Kegiatan Peserta Didik
Misalnya; jika belajar dengan membentuk kelompok, berikanlah siswa kesempatan untuk menyampaiakan hasil diskusi kelompok mereka agar dapat memperoleh masukan dari teman mereka dan dapat membahasnya bersama.
7. M : Menilai dan memperbaiki
a. Hasil belajar, Pendidik memberikan tes penguasaan materi berupa pilihan ganda dan essay mengenai pokok bahasan yang telah diajarkan dan memebuat pertanyaan untuk diskusi.
b. Penilaian Porto polio, Pendidik meminta siswa untuk menyusun porto folio untuk setiap kegiatan praktikum yang telah dilakukan dengan kerja kelompok untuk diberikan komentar oleh Pendidik, Peserta Didik itu sendiri, dan teman Peserta Didik
c. Penilaian KBM Penilaian KBM dilakukan agar KBM dapat berjalan efektif serta perbaiakan dapar segera dilakukan jika KBM menemui hambatan. Hasil penilaian didiskusikan dengan tutor dan pimpinan bimbingan belajar agar dapat memperbaikinya.
Kelebihan :
a. Sederhana, relatif mudah diterapkan
b. Dapat dikembangkan sendiri oleh Pendidik atau instruktur karena sifatnya sederhana
c. Komponen proses belajar mengajar lengkap bisaa terjadi di kelas
4. Peserta Didik dapat melibatkan dalam persiapan proses belajar mengajar.
Kekurangan:
1. Tidak dapat mengatur dampak lain terhadap proses belajar karena tidak didukung oleh komponen suprasistem.
2. Pekerjaan Pendidik atau instruktur relatif lebih banyak.
3. Memerlukan upaya khusus yaitu mengarahkan Peserta Didik jika mereka dilibatkan dalam mendesain proses belajar mengajar.
F. Model Assure (rowntree)
Selain model desain pembelajaran yang dijabarkan di atas, terdapat pula suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM), yakni model ASSURE, yang merupakan:
1. Analyze Learner ( menganalisa Peserta Didik )
2. State Objective (merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi)
3. Select Method, media, and materials ( memilih metode, media dan bahan ajar)
4. Utilize media and materials ( menggunakan media dan bahan ajar)
5. Require Learner participacion (mengembangkan peran serta Peserta Didik)
6. Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki)
Model ASSURE yang dicetuskan oleh Heinich, dkk 1980, dikembangkan oleh Smaldino hingga sekarang. Model ASSURE ini, berorentasi pada KBM. Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar, ada 4 manfaat ASSURE,yaitu :
1. Sederhana, mudah untuk diterapkan.
2. Dapat dikembangkan sendiri oleh Pendidik.
3. Komponen KBM lengkap.
4. Peserta didik pun dilibatkan dlm persiapan untuk KBM.
kelebihan dari model ini adalah
1. Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen tersebut di anatranya analisis Peserta didik, rumusan tujuan pembelajar, strategi pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
2. sering di adakan remidial. selain itu model ini mengedepankan Peserta didik, ditinjau dari proses belajar, tipe belajar, kemampuan prasyarat.
3. Di adakan pengelompokan-pengelompokan kecil seperti pengelompokan Peserta didik menjadi belajar mandiri dan belajar tim dll menyiratkan untuk para Pendidik untuk menyampaikan materi dan mengelola kegiatan kelas
4. Model ini dapat diterapkan sendiri oleh Pendidik
Kelemahan dari model ini adalah
1. Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
2. Walau komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen desain pembelajaran termasuk di dalamnya.
3. Model ini mengedepankan penyampaian materi dan pengelolaan kelas.
4. Aspek lain yang berdampakterhadap proses belajar tidak dideteksi
5. Model ini digunakan untuk memandu seseorang Pendidik bagaimana mengelola dan menciptakan interaksi belajar mengajar
6. Untuk dapat memotivasi pembelajaran yang tepat
7. Supaya Pendidik lebih kreatif dan kerja sama antar Pendidik dan siswa dapat dikembangkan dengan baik dengan model KBM ini.
8. Dilihat dari sistem modelnya dari model-model yang lain.Menurut saya, model ASSURE ini simpel. Namun kegunaanya lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.
Dari uraian diatas, maka penulis cenderung memilih Model Kegiatan Belajar Mengajar (Classroom oriented) karena untuk melaksanakannya tidak memerlukan sebuah tim khusus sehingga seorang pendidik dapat langsung mempraktekannya. Selain itu, dengan adanya perbaikan yang rutin dilaksanakan, maka perkembangan peserta didik akan lebih terpantau. Adanya aspek pengelolaan kelas akan menciptakan suasana yang kondusif didalam ruang belajar yang imbasnya akan membuat peserta didik merasa nyaman untuk belajar. Meskipun ada beberapa kekurangan, namun secara umum model Kegiatan Belajar Mengajar ini sudah cukup bagus untuk diterapkan di SD.
Thursday, 3 December 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Sepatah-dua patah kata dari anda sangat berarti buat kami.
Terima kasih sudah berkunjung...